Chelsea Masuki Krisis Setelah Telan Aib Kedua
By ommed
nusakini.com - "This is not Burton Albion. This is Chelsea. And Manchester City lead 4-0."
Demikian sabda sang komentator pertandingan Man City versus Chelsea, Minggu (10/2), ketika duel di Etihad Stadium itu memasuki turun minum. City seperti sedang melawan Burton, tim divisi ketiga sepakbola Inggris yang mereka bantai 9-0 di semi-final Piala Liga pada Januari lalu.
Di akhir cerita, Chelsea kalah dengan skor supertelak 6-0 dari The Citizens. Ini merupakan kekalahan terbesar Chelsea di divisi teratas Liga Inggris sejak dihajar Nottingham Forest 7-0 pada April 1991.
Bukan kali ini saja Chelsea punya wajah seperti Burton. Kurang dari dua pekan sebelum neraka di Etihad itu, The Blues juga menelan aib serupa saat diluluhlantakkan Bournemouth 4-0. Revolusi sepakbola ala Maurizio Sarri di Chelsea pun terlihat buntu.
"Sarriball telah menjadi Sorryball," tulis Nizaar Kinsella, koresponden Chelsea untuk Goal. Ya, sepakbola Sarri yang mengandalkan penguasaan bola, umpan-umpan cekatan, dan pressing tinggi kini berubah menjadi sepakbola yang memprihatinkan dan perlu dikasihani.
Para pemain Chelsea sebetulnya sudah menerapkan Sarriball di Manchester, tapi aib tak kuasa dihindari seiring dengan kesalahan demi kesalahan di lini belakang yang tak terhitung jumlahnya.
Gol pertama City di awal laga terjadi karena lubang di sisi kiri. Marcos Alonso, yang di sepanjang musim ini tampil di bawah performa standarnya, lagi-lagi jadi titik lemah. Alonso tak menyadari Bernardo Silva terbebas sendirian di areanya sehingga dengan mudah mengirimkan umpan silang untuk disambar Raheem Sterling.
Gol cantik Sergio Aguero dari jarak jauh tak lama berselang kemudian membuat mental Chelsea ambruk. Ross Barkley dan Kepa Arrizabalaga lantas membuat kesalahan untuk memudahkan Aguero dan Ilkay Gundogan mencetak gol tambahan. Gawang Chelsea pun sudah jebol empat kali di 25 menit pembuka!
Sang kapten tim Cesar Azpilicueta juga tak luput dari kesalahan ketika ia menjegal Sterling di kotak penalti sehingga mempersilakan Aguero mencetak hat-trick keduanya dalam sepekan. Pesta gol City baru berhenti setelah Sterling mencetak gol keduanya sepuluh menit jelang bubaran.
Papan skor mungkin bisa lebih fatal untuk Chelsea, tapi kekalahan ini membuktikan sekali lagi bahwa Sarri harus punya solusi jika sistemnya sedang kacau. Eks pelatih Napoli itu seperti tak punya Plan B. Gonzalo Higuain tadinya diharapkan untuk mengatasi isu ini, tapi reuninya dengan Sarri kini terancam berakhir dini.
Bahkan karier Sarri di Stamford Bridge juga berpotensi bubar jalan. Apalagi menilik kebiasaan Chelsea untuk menggonta-ganti manajer ketika sedang dalam situasi krisis seperti saat ini. Ia sendiri mengaku siap didepak jika itu yang diinginkan Roman Abramovich dan kroninya di hierarki Chelsea.
"Hasil seperti ini, untuk klub seperti Chelsea, akan membawa tekanan dan harus ada yang dijelaskan kepada manajemen. Saya memimpin tim, jadi saya tahu siapa yang harus berdiri paling depan," tutur Sarri selepas laga.
Segalanya kini tidak berpihak pada Chelsea. Manchester United yang sedang panas-panasnya resmi mencongkel Chelsea dari posisi empat besar klasemen. Mereka pun terancam gagal lolos ke Liga Champions untuk ketiga kali dalam empat tahun terakhir. Situasi tersebut membuat bintang terbaik mereka, Eden Hazard, bisa minggat lebih cepat.
Sarri dan filosofinya memang butuh waktu untuk bisa beroperasi secara sempurna. Namun di tengah Sarriball yang memudar ini, manajemen Chelsea bisa sewaktu-waktu memakai cara lama untuk menemukan jalan keluar. (fft/om)